Ilahi lastu lil firdausi ahla (إِلهِي لَسْتُ لِلْفِرْدَوْسِ أَهْلاً) Makna dan Hikmah Syair Abu Nawas

Syair i’tiraf karya abu nawas dan terjemahannya

إِلهِي لَسْتُ لِلْفِرْدَوْسِ أَهْلاً # وَلاَ أَقْوَى عَلىَ النَّارِ الجَحِيْمِ

Wahai Tuhanku ! Aku bukanlah ahli surga, tapi aku tidak kuat dalam neraka jahim

فَهَبْ ليِ تَوْبَةً وَاغْفِرْ ذُنُوْبيِ # فَإِنَّكَ غَافْرُ الذَّنْبِ العَظِيْمِ

Maka berilah aku taubat (ampunan) dan ampunilah dosaku, sesungguhnya engkau Maha Pengampun dosa yang besar.

ذُنُوْبيِ مِثْلُ أَعْدَادِ الرِّمَالِ # فَهَبْ ليِ تَوْبَةً يَاذاَالجَلاَلِ

Dosaku bagaikan bilangan pasir, maka berilah aku taubat wahai Tuhanku yang memiliki keagungan

وَعُمْرِي نَاقِصٌ فيِ كُلِّ يَوْمٍ # وَذَنْبيِ زَئِدٌ كَيْفَ احْتِمَالِ

Umurku ini setiap hari berkurang, sedang dosaku selalu bertambah, bagaimana aku menanggungnya

إِلهِي عَبْدُكَ العَاصِي أَتَاكَ # مُقِرًّا بِالذُّنُوْبِ وَقَدْ دَعَاكَ

Wahai, Tuhanku ! Hamba Mu yang berbuat dosa telah datang kepada Mu dengan mengakui segala dosa, dan telah memohon kepada Mu

فَإِنْ تَغْفِرْ فَأَنْتَ لِذَا أَهْلٌ # فَإِنْ تَطْرُدْ فَمَنْ نَرْجُو سِوَاكَ

Maka jika engkau mengampuni, maka Engkaulah ahli pengampun. Jika Engkau menolak, kepada siapakah lagi aku mengharap selain kepada Engkau

Makna Syair I’tiraf Karya Abu Nawas

Syair abu nawas yang sering dibaca sehabis sholat jum’at berjamaah mengetuk nuraniku. Seperti yang kita ketahui, bahwa kita semua adalah manusia yang tidak luput dari salah dan dosa. Bahkan, ketika kita ingat-ingat kembali, berapa banyak dosa yang dilakukan hari ini saja? Tentu tak terbilang. Apalagi mengingat masa lalu, sudah setinggi apa kesalahan dan dosa kita?

Dalam syairnya, Abu Nawas menyelipkan makna ketulusan dalam memohon ampunan kepada Allah. Memang benar, setelah kita flashback tentang masa lalu, kesalahan demi kesalahan yang terus menerus terulang, kadang membuat kita bertanya, layakkah kita berada dalam Surga? Lalu, saat kita berpikir lagi, mampukah kita memikul segala siksaan dalam neraka?

BACA  Pokok-pokok Pemikiran Muhammad Abduh

Maka disinilah letak ketulusannya. Apa yang kita harapkan adalah maaf dan pintu taubat. Hanya Allah satu-satunya Dzat yang mampu memberikan kita ampunan.

Sebuah Hikmah yang Terkandung dalam Syair I’tiraf Karya Abu Nawas

Semua yang bernyawa pasti akan meninggalkan dunia yang fana ini suatu saat nanti. Lalu, apa yang bisa kita bawa sebagai bekal untuk hari pertanggungjawaban nanti? Maka jawabannya adalah kebaikan dan ketulusan yang kita lakukan semasa hidup. Kita hidup tidak abadi, kawan. Ada masanya semua akan kembali pada Ilahi.

Dalam waktu hidup yang singkat ini, maka ampunan Allah adalah hal yang sangat kita butuhkan sebagai bekal utama dalam kehidupan.

Maka, dengan memahami syair ilahi lastu lil firdausi ahla karya abu nawas, kita belajar, bahwa sebagai makhluk, kita senantiasa butuh terhadap ridha Allah SWT. Siapapun itu, baik tua, muda, kaya, miskin, raja, rakyat biasa. Semua tidak akan bisa lepas dari Kuasa Allah SWT.

Jika tulisan ini bermanfaat, share kepada kerabat terdekat kalian, mari kita merenung bersama.

By Faisol Abrori

Tertarik menulis beragam hal seperti bisnis, teknik marketing, dan lain sebagainya. Untuk keperluan kerja sama, kirim email ke: faisolabrori5@gmail.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *