Aku dan Filosofi Sepatu

Pernah denger filosofi sepatu? “Kalau dia menyakitimu, berarti dia bukan ukuranmu

Malam yang hening, aku dibuat merenung. Memang, akhir-akhir ini, aku selalu mempertanyakan tentang eksistensiku sebagai makhluk yang lemah pada cinta, aku heran kenapa aku belum memiliki “seseorang” seperti orang lain. Kadang itu yang bikin overthingking parah. hehe. Just my random thoughts.

Kali ini, aku tidak ingin bercerita tentang sepatu, aku hanya ingin belajar banyak darinya. Untuk disclaimer, artikel ini tidak untuk menyinggung siapapun, murni aku tulis sebagai bentuk support dan semangat buat diriku yang jomblo ini. Tidak ada niat lain.

CINTA ITU SEPERTI SEPASANG SEPATU

Berbicara sepatu, aku yakin, kalian semua pernah memakai sepatu, atau bahkan ada di antara kalian yang mengoleksi sepatu, kan? Ya, bisa-bisanya sepasang sepatu ngasih tau aku banyak hal tentang “someone special” dan aku ngerasa pengen aja nulis tentang itu malam ini.

Setiap pasang sepatu, memiliki ukuran yang sama antara yang kiri dan kanan, akan selalu seperti itu. Tentu tidak nyaman, jika kita menggunakan sepatu yang terlalu besar, atau yang terlalu kecil, dan bahkan menjadi sangat aneh jika kita menggunakan sepasang sepatu yang berbeda ukuran satu sama lain.

Beberapa waktu lalu, aku memakai sepatu yang kekecilan. Sepatu yang terlalu kecil akan menyakiti kita, dan sepatu yang terlalu besar akan membiarkan kaki kita secara tak menentu. Lantas, apakah aku menyalahkan sepatu tersebut? Tentu tidak. Ini adalah kesalahanku dalam memilih sepatu.  

Seperti itulah pasangan. Seperti itulah apa yang kita sebut dengan “soulmate“. Tidak sembarang orang bisa mendapatkan gelar tersebut. Harus orang yang sesuai dengan keinginan kita, sesuai dengan hati kita, sesuai dengan kriteria kita.

BACA  Potensi Pengembangan Energi Surya, Sebagai Solusi dalam Menghadapi Krisis Energi Global

Bukan alasanku tidak memilih seseorang karena tidak suka, tapi memang kita semua akan terasa tepat bagi orang yang tepat. Just simple like that

Postingan kali ini random banget, sampai artikel ini ditulis, aku masih dalam status jomblo. Aku cuman pengen bilang ke dunia, menjadi jomblo sakit sih, tapi ya setidaknya itu memberikan waktu dan kesempatan bagi diriku untuk berbenah diri. 

Al-Arwahu Junudun Mujannadah : Ruh-ruh laksana tentara yang berkumpul

Jangan menganggap filosofi sepatu sebagai sebuah keangkuhan, itu adalah bentuk perwujudan sifat manusia yang mencari orang yang satu ketertarikan dengannya. Kalau aku pernah mendengar salah satu hadits yang berbunyi “Al-arwahu Junudun Mujannadah” yang artinya ruh-ruh itu laksana tentara yang berkumpul.

Manusia memang diciptakan untuk berkelompok-kelompok sesuai dengan “interest” atau ketertarikan masing-masing. Misal nih, kalian suka bola maka kalian akan berkumpul dengan orang-orang yang suka bola juga, dan merasa ada semacam ikatan yang kuat. Itulah makna sebenarnya penciptaan manusia. 

Bahasa kasarnya, manusia tuh fitrahnya nyari yang “se-frekuensi”. Bener apa bener? Ga mudah memang untuk mencari sepatu yang sesuai dengan kita. Harus dipilih yang warnanya, bentuknya, jenisnya, yang sesuai dengan kriteria yang kita inginkan.

Btw, ada yang mau beliin aku sepatu? Hehehe

By Faisol Abrori

Tertarik menulis beragam hal seperti bisnis, teknik marketing, dan lain sebagainya. Untuk keperluan kerja sama, kirim email ke: faisolabrori5@gmail.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *