Tak dapat dipungkiri, literasi merupakan salah satu aspek yang menjadi tolak ukur kemajuan suatu negara. Di Finlandia misalnya, literasi bukan hanya sebagai suatu keharusan, namun sudah menjadi budaya yang lumrah dilakukan oleh warga negaranya. Hal ini terlihat dari tingginya angka peminjaman buku setiap tahunnya, seiring dengan kemudahan akses terhadap perpustakaan di sana.
Contoh lainnya, kita tidak akan kesulitan menemukan perpustakaan yang menyatu dengan mall di Finlandia, sehingga ketika ibu-ibu sedang berbelanja, dapat menitipkan anaknya untuk membaca koleksi buku yang tersedia.
Sebenarnya, apa sih pentingnya membiasakan literasi sejak dini?
5 Manfaat Membiasakan Literasi Sejak Dini Pada Anak

Sejak kecil, aku dan adikku sudah dibiasakan untuk membaca dan menulis. Bahkan, meski kami berasal dari background keluarga yang serba terbatas, namun ayah dan ibu tetap mengambil peran sebagai pahlawan literasi menggunakan media sederhana yang ada di sekitar.
Kalau diingat-ingat, dulu aku belajar membaca dari dinding-dinding yang ditempel koran. Oh ya, sebagai gambaran, dinding rumah kami berupa gedek bambu yang di setiap sisinya ditempel koran-koran sisa pada zaman itu. Koran-koran itulah yang selalu kubaca berulang-ulang, sehingga menjadikan kemampuan membacaku tergolong lebih cepat dibanding anak seusiaku.
Ternyata, hal kecil itu sangat berdampak bagi perkembangan diriku bahkan sampai dewasa. Hingga kini, aku pribadi merasakan manfaat luar biasa dari penerapan literasi sejak kecil, yakni:
1. Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis
Aktivitas membaca dan menulis membuat anak-anak mampu menganalisis suatu masalah dengan baik. Karena sejak kecil, mereka sudah diajak untuk memahami suatu konteks, mencari informasi, yang secara tidak langsung juga turut mengasah kemampuan berpikir kritis terkait pemecahan masalah yang ada.
Keahlian penulisan juga mempermudah seorang anak dalam merumuskan ide-ide dengan baik dan terstruktur. Kemampuan ini juga menjadi sangat berguna bagi masa depan anak itu sendiri, terutama ketika kuliah dan bekerja dimana seringkali membutuhkan keahlian menulis yang kompleks.
2. Mengasah Kemampuan Linguistik
Tak hanya membantu anak berpikir kritis, literasi juga dapat mempertajam linguistik seorang anak. Kemampuan berbahasa (linguistik) merupakan salah satu kemampuan dasar yang harus dikuasai oleh seseorang. Melalui literasi, anak-anak akan secara alami memperkaya kosakata dan menyusunnya dengan baik.
Hal ini tentu mempermudah sang anak dalam berkomunikasi dengan guru, orang tua, maupun teman sebayanya.
3. Meningkatkan Prestasi Akademik Maupun Non-Akademik
Skill menulis dan membaca sangat dibutuhkan dalam berbagai macam kompetisi, baik dalam bidang akademik maupun non-akademik. Disadari atau tidak, kebanyakan anak berprestasi merupakan anak dengan tingkat literasi yang tinggi.
Hal ini lantaran kebiasaan membaca membuat mereka memahami pelajaran secara menyeluruh. Mereka juga cenderung lebih mudah mengerjakan tugas-tugas sekolah dengan efektif.
4. Meningkatkan Rasa Empati Sosial
Nah, ketika membaca cerita atau buku non-fiksi, seorang anak akan mengenali pesan-pesan moral yang disampaikan dalam suatu cerita.
Melalui penggambaran karakter dalam suatu cerita, dapat membuka pandangan anak terhadap perspektif hidup yang lebih luas. Pemahaman ini yang menjadi cikal bakal terbentuknya rasa empati terhadap lingkungan sosial yang tinggi.
5. Mengasah Kreativitas dan Imajinasi

Literasi menjadikan seorang anak menggunakan imajinasi dan kreativitas mereka semaksimal mungkin. Misal, ketika membaca cerita terkait Si Kancil, si anak dapat memvisualisasikan setiap plot yang ada. Atau ketika menulis, biasanya ia dapat menjelaskan ide-idenya secara kreatif, dimana hal ini dapat berguna bagi karier di masa yang akan datang.
Bagiku, literasi membawaku ke dunia tulis-menulis yang imajinatif. Bisa dibilang, aku lumayan aktif mewakili sekolah untuk berbagai ajang olimpiade hingga event-event terkait kepenulisan.
Aku ingat betul, saat itu sedang duduk di bangku kelas 4, dan aku menjadi satu-satunya murid yang rutin membaca buku-buku di rak kelas. Meski raknya kecil, namun bisa dikatakan lengkap dan sudah memuat berbagai macam disiplin ilmu. Ada buku astronomi, biologi, sastra, dan lainnya. Jujur, aku excited banget untuk membuka setiap lembarnya, karena pasti ada hal-hal baru yang belum pernah aku ketahui sebelumnya.
Namun, tak enak rasanya jika excited sendirian. Kadang aku bertanya-tanya, mengapa jarang ada anak yang suka membaca dan menulis juga di kelas? Malahan, kalau dilihat-lihat, mereka lebih memilih menghabiskan waktu untuk bermain daripada membaca. Mengapa hal itu bisa terjadi?
Alasan Mengapa Banyak Anak Tidak Suka Menulis dan Membaca

Meski memiliki manfaat yang beragam, realitanya masih banyak anak-anak di Indonesia yang “takut” ketika disuruh membaca dan menulis. Alasan sederhananya, karena kedua aktivitas ini dicap sebagai kegiatan yang membosankan. Ya, kebanyakan dari mereka menganggap demikian.
Dilansir dari kompas.com, menurut studi dari UNESCO pada 2013 silam, hanya 1 dari 1000 anak di Indonesia yang gemar membaca. Artinya, tingkat literasi pada anak-anak di Indonesia sangat rendah, dimana hal ini disebabkan oleh beberapa hal, antara lain:
1. Mudah Bosan. Salah satu alasan utama adalah kurangnya minat pada buku atau topik yang mereka baca. Jika materi bacaan tidak sesuai dengan minat anak, seperti cerita yang tidak relevan atau teks yang terlalu serius, mereka cenderung merasa jenuh dan tidak antusias untuk membaca atau menulis tentangnya. Selain itu, buku yang terlalu sulit atau tidak menarik secara visual bisa membuat anak cepat kehilangan minat.
2. Persaingan Media Lain. Munculnya berbagai platform digital juga menjadi salah satu faktor kemunduran perkembangan literasi di Tanah Air. Dengan berbagai kemudahan yang ditawarkan, membuat anak-anak malas untuk membaca tulisan yang panjang, dan cenderung hanya mampu membaca teks dengan karakter yang pendek.
3. Minim Support. Masih banyak orang tua yang belum aware terkait manfaat literasi bagi masa depan anaknya. Mereka tidak memasukkan pendekatan kebahasaan dalam interaksi berkeluarga, sehingga seorang anak menjadi kesulitan untuk memahami dan mengeksplorasi ide-ide ketika dihadapkan pada suatu konteks bacaan.
Tentu sangat disayangkan, jika potensi Indonesia Emas 2045 menjadi terhambat untuk direalisasikan, disebabkan minimnya tingkat lliterasi pada generasi mudanya. Oleh karena itu, menurutku penting banget bagi kita untuk membiasakan berliterasi sejak dini, salah satunya dengan memanfaatkan les membaca dan menulis dari Kumon.
Bersama Kumon, Les Membaca dan Menulis Kini Jadi Lebih Menyenangkan

Bagi orang tua, Kumon merupakan solusi yang tepat untuk membantu meningkatkan kemampuan literasi anak. Apalagi, kini telah dimutakhirkan dengan hadirnya subjek baru yakni Program Bahasa Indonesia Kumon yang berfokus pada bimbingan baca tulis anak secara efektif.
Menariknya, les membaca Kumon menggunakan sistem pembelajaran dengan metode yang menyenangkan dan sangat personal, sehingga menyesuaikan pada tingkat kemampuan pemahaman setiap anak. Artinya, masing-masing siswa akan diberikan materi berdasarkan apa yang mereka pahami, bukan berpatokan pada kelas akademik maupun usia anak.
Tak hanya itu, program kursus membaca anak ini juga membimbing anak bagaimana kiat-kiat membaca yang cepat dan tepat, serta meningkatkan pemahaman anak terhadap isi buku secara mudah, tanpa harus melihat jenis bukunya.
Kumon menjadi Les membaca anak yang tepat untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis terhadap isi buku, sehingga anak-anak paham maksud dari penulis maupun lawan bicara, serta mampu menuliskan gagasannya dengan struktur kalimat yang baik.
Dengan kursus membaca yang menyenangkan ini, Kumon berhasil membantu banyak anak menyukai aktivitas membaca dan menulis. Mereka tidak hanya menganggap literasi sebagai pelajaran, tetapi juga sebagai kegiatan yang seru dan inspiratif. Semakin tinggi minat baca dan tulis, tentu akan semakin besar kemungkinan anak untuk berhasil dalam bidang akademis dan kehidupan mereka ke depan.
Yuk, berikan persiapan literasi terbaik untuk anak bersama Kumon!
Referensi:
- id.kumonglobal.com
- https://penerbitdeepublish.com/malas-membaca/
- https://basabasi.co/mengapa-materi-bahasa-indonesia-jadi-momok/