Arti dan Penggunaan Kata “Pekok” dalam Bahasa Jawa

arti kata pekok dalam bahasa jawa


Bahasa Jawa, sebagai salah satu bahasa daerah di Indonesia yang memiliki kekayaan kosa kata yang sangat beragam, sering kali memunculkan kata-kata yang unik dan memiliki makna mendalam. Salah satu kata yang cukup populer dan sering digunakan dalam percakapan sehari-hari adalah “pekok”. Kata ini memiliki konotasi yang bisa beragam tergantung pada konteks dan cara penyampaiannya.

Arti Kata “Pekok”

Secara harfiah, “pekok” dalam bahasa Jawa berarti bodoh atau tidak pintar. Kata ini digunakan untuk menggambarkan seseorang yang dianggap kurang cerdas atau melakukan sesuatu yang kurang bijaksana. Namun, seperti banyak kata dalam bahasa Jawa, “pekok” juga bisa mengandung nuansa yang lebih dalam dari sekadar “bodoh”. Kadang kala, kata ini digunakan untuk mengkritik perilaku seseorang yang dianggap tidak masuk akal atau tidak logis.

Contoh dalam Kalimat

Untuk memahami lebih jelas bagaimana kata “pekok” digunakan, berikut beberapa contoh kalimat dalam bahasa Jawa beserta terjemahannya:

Aja pekok, kuwi ora ngono carane.”
(Jangan bodoh, itu bukan caranya.)

Kalimat ini bisa diucapkan oleh seseorang yang sedang memberikan nasihat atau instruksi kepada orang lain yang mungkin melakukan sesuatu dengan cara yang salah.

Kowe iki kok pekok, masak ora ngerti yen kunci kuwi ana ing njero tas.”
(Kamu ini kok bodoh, masa tidak tahu kalau kuncinya ada di dalam tas.)

Dalam kalimat ini, kata “pekok” digunakan untuk menunjukkan rasa frustrasi karena orang tersebut tidak menyadari sesuatu yang seharusnya jelas.

Aja pekok-pekokan, iki perkara serius.”
(Jangan bodoh, ini masalah serius.)

Kalimat ini digunakan untuk menekankan bahwa situasi yang sedang dibicarakan adalah penting dan tidak boleh dianggap enteng.

BACA  Pilih Jurusan Farmasi atau Apoteker? Ketahui Perbedaannya!

Konotasi dan Konteks

Meskipun “pekok” bisa digunakan dalam konteks bercanda, penggunaannya harus hati-hati karena kata ini bisa terdengar kasar atau menghina jika diucapkan dengan nada yang tidak tepat. Dalam beberapa situasi, menyebut seseorang “pekok” bisa dianggap merendahkan dan menyinggung perasaan.

Namun, dalam lingkup pertemanan atau keluarga, kata ini sering kali digunakan dengan nada bercanda untuk menggoda atau mengkritik dengan cara yang ringan. Misalnya, di antara teman-teman dekat, menyebut salah satu dari mereka “pekok” ketika mereka melakukan kesalahan kecil biasanya tidak akan menimbulkan masalah besar, asalkan disertai dengan tawa dan suasana yang santai.

Kata “pekok” dalam bahasa Jawa adalah contoh dari bagaimana bahasa daerah bisa sangat kaya dan penuh dengan nuansa. Memahami arti dan penggunaan kata ini tidak hanya membantu dalam komunikasi sehari-hari tetapi juga memberikan wawasan lebih dalam tentang budaya dan cara berpikir masyarakat Jawa. Seperti halnya banyak kata dalam bahasa lain, penting untuk memperhatikan konteks dan nada bicara ketika menggunakan kata “pekok” agar tidak menyinggung perasaan orang lain.

source image: ayosemarang

By Faisol Abrori

Tertarik menulis beragam hal seperti bisnis, teknik marketing, dan lain sebagainya. Untuk keperluan kerja sama, kirim email ke: faisolabrori5@gmail.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *