Jakarta – Kode angka 1312 mendadak ramai dibicarakan di media sosial usai aksi demonstrasi yang berlangsung pada 28 Agustus 2025. Ungkapan tersebut banyak muncul di berbagai lini masa sebagai bentuk ekspresi kemarahan publik, terutama setelah insiden meninggalnya seorang pengemudi ojek online, Affan Kurniawan, yang terlindas kendaraan taktis Brimob saat demonstrasi berlangsung.
Fenomena ini memunculkan pertanyaan di tengah masyarakat: apa sebenarnya arti kode 1312 yang belakangan viral tersebut?
Makna di Balik 1312
Secara sederhana, 1312 merupakan kode numerik dari akronim ACAB. Angka ini merujuk pada urutan huruf dalam alfabet: 1=A, 3=C, 1=A, dan 2=B. Dengan demikian, terbentuklah kata “ACAB”, singkatan dari All Cops Are Bastards.
Ungkapan tersebut sejak lama digunakan sebagai bentuk kritik keras terhadap aparat kepolisian, khususnya dalam situasi ketika tindakan aparat dinilai represif terhadap masyarakat.
Sejarah Panjang Istilah ACAB
Istilah ACAB pertama kali dikenal pada 1920-an di Inggris. Saat itu, buruh yang melakukan aksi mogok menggunakan ungkapan tersebut untuk menyuarakan protes atas perlakuan aparat.
Istilah ini kembali muncul pada 1940-an dan kemudian semakin populer di era 1970-an hingga 1980-an, terutama di kalangan subkultur punk dan skinhead. Tulisan ACAB banyak ditemukan dalam bentuk grafiti, tato, maupun karya seni sebagai simbol perlawanan terhadap otoritas.
Penggunaan kode numerik 1312 lahir sebagai cara untuk menghindari sensor atau larangan penggunaan istilah ACAB secara terang-terangan di sejumlah negara Eropa.
Viral Usai Demo 28 Agustus
Di Indonesia, kode 1312 kembali mencuat usai peristiwa demonstrasi pada 28 Agustus 2025. Warganet ramai-ramai menggunakan istilah ini di media sosial untuk menyuarakan kekecewaan mereka terhadap tindakan aparat.
Dalam sejumlah unggahan, tagar #1312 disandingkan dengan seruan keadilan bagi Affan Kurniawan. Bagi sebagian besar netizen, penggunaan kode ini merupakan bentuk solidaritas sekaligus kritik terhadap praktik penegakan hukum yang dianggap melampaui batas.
Lebih dari Sekadar Angka
Penggunaan 1312 saat ini bukan hanya sekadar ungkapan kemarahan, tetapi juga simbol perlawanan sosial. Kode tersebut menjadi representasi ketidakpuasan masyarakat terhadap aparat dan refleksi atas perlunya perbaikan dalam hubungan antara penegak hukum dan rakyat.
Kesimpulan
Kode 1312 yang viral usai demo 28 Agustus memiliki makna historis yang panjang. Berawal dari slogan protes buruh di Inggris pada awal abad ke-20, kini istilah tersebut muncul kembali di Indonesia sebagai simbol kritik keras terhadap tindakan represif aparat.
Viralnya 1312 menjadi penanda bahwa peristiwa 28 Agustus bukan hanya soal tragedi yang menelan korban jiwa, tetapi juga tentang suara publik yang menuntut keadilan dan perubahan dalam praktik penegakan hukum.

