FAISOL.ID – Dalam dunia akademik, publikasi ilmiah menjadi salah satu indikator penting dalam mengukur kinerja seorang peneliti, dosen, maupun mahasiswa. Sayangnya, tingginya tuntutan publikasi ini telah menjadi celah bagi pihak-pihak tertentu untuk mendapatkan keuntungan pribadi dengan cara yang tidak etis. Fenomena ini bernama jurnal predator (predatory journal).
Pengertian Jurnal Predator
Jurnal predator adalah jurnal ilmiah yang mengklaim menerapkan proses peer review dan standar publikasi akademik, tetapi kenyataannya mengabaikan atau memalsukan proses tersebut demi keuntungan finansial semata. Biasanya, jurnal sejenis ini mengenakan biaya publikasi (article processing charge) yang cukup tinggi, namun tidak memberikan proses editorial yang sesuai standar.
Menurut Committee on Publication Ethics (COPE), jurnal predator sering kali memanfaatkan penulis yang terdesak untuk mempublikasikan karya ilmiahnya dengan cepat, tanpa memperhatikan kualitas dan integritas penelitian (COPE, 2019).
Karakteristik Umum Jurnal Predator
Beberapa ciri khas yang sering ditemukan antara lain:
1. Proses review yang sangat cepat atau bahkan tidak ada sama sekali
Dalam publikasi akademik yang normal, proses review memerlukan waktu berminggu-minggu hingga berbulan-bulan. Jurnal predator sering kali mengklaim artikel dapat terbit hanya dalam beberapa hari.
2. Editor dan reviewer yang tidak kredibel
Nama-nama yang tercantum dalam dewan editor sering kali fiktif atau tidak relevan dengan bidang jurnal tersebut.
3. Website yang kurang profesional
Tampilan situs web sering kali berantakan, banyak kesalahan ejaan, atau memuat informasi yang tidak konsisten.
4. Alamat penerbit tidak jelas
Banyak jurnal predator menggunakan alamat palsu atau hanya mencantumkan email gratis seperti Gmail atau Yahoo.
5. Indeksasi yang meragukan
Mereka sering mengklaim terindeks di Scopus atau Web of Science, padahal sebenarnya hanya terindeks di database yang kurang bereputasi seperti Index Copernicus atau Google Scholar saja.
6. Biaya publikasi yang tinggi dan tidak transparan
Penulis sering kali harus membayar biaya besar setelah artikelnya diterima, tanpa pemberitahuan di awal.
Dampak Negatif Publikasi di Jurnal Predator
Publikasi di jurnal predator dapat memberikan kerugian yang cukup besar, baik secara akademik maupun reputasi:
- Kerusakan reputasi ilmiah – Peneliti yang terbit melalui jurnal predator dapat dianggap tidak kredibel.
- Tidak diakui oleh lembaga – Banyak kampus atau lembaga penelitian tidak mengakui publikasi dari jurnal predator untuk kenaikan jabatan atau hibah penelitian.
- Penyebaran ilmu yang tidak valid – Artikel yang terbit tanpa proses review ketat berpotensi mengandung kesalahan serius yang dapat menyesatkan pembaca.
Cara Mengenali Jurnal Predator
Untuk menghindari terjebak, penulis dapat melakukan beberapa langkah berikut:
1. Cek keanggotaan di COPE atau DOAJ
Jurnal bereputasi biasanya terdaftar dalam Directory of Open Access Journals (DOAJ) atau menjadi anggota COPE.
2. Gunakan daftar peringatan
Jeffrey Beall, seorang pustakawan dari University of Colorado, pernah membuat Beall’s List yang berisi daftar jurnal predator. Meskipun tidak ada pembaruan sejak 2017, beberapa arsipnya masih bisa Anda akses.
3. Cek indeksasi resmi
Pastikan jurnal benar-benar terindeks di Scopus atau Web of Science melalui situs resmi mereka, bukan hanya klaim di website jurnal.
4. Periksa waktu publikasi
Jika penerimaan hingga publikasi hanya memakan waktu beberapa hari tanpa revisi signifikan, besar kemungkinan itu adalah jurnal predator.
5. Analisis kualitas artikel yang diterbitkan
Lihat beberapa artikel yang telah terbit di jurnal tersebut. Jika banyak kesalahan tata bahasa atau metodologi yang lemah, maka perlu waspada.
Kesimpulan
Jurnal predator adalah ancaman serius bagi integritas publikasi ilmiah. Penulis perlu berhati-hati dan selalu melakukan verifikasi sebelum mengirimkan naskah ke sebuah jurnal. Menghindari jurnal predator bukan hanya melindungi reputasi peneliti, tetapi juga menjaga kualitas ilmu pengetahuan yang terpublikasi.
Referensi
1. Beall, J. (2012). Predatory publishers are corrupting open access. Nature, 489(7415), 179.
2. Committee on Publication Ethics (COPE). (2019). Principles of Transparency and Best Practice in Scholarly Publishing. COPE, DOAJ, OASPA, WAME. https://publicationethics.org
3. DOAJ. (2024). Directory of Open Access Journals.
4. Scopus. (2024). Scopus Content Coverage.
5. Web of Science. (2024). Master Journal List.

